Posts

Showing posts from 2007

HATI-HATI PASANG IKLAN

Image
Apa sih istimewanya gambar ini? Gambar ini merupakan print screen dari KELEBIHAN RAMADHAN . Ceritanya nih, saya lagi nyari2 hadits karena pengen bikin postingan tentang sedekah. Googling dengan beberapa kata kunci, nyampe ke halaman ini . Bagus sih, isinya memang melulu hadits . Tapi iklannya itu loh, gak hadits banget..!!! Atau mungkin adminnya pengen nunjukin beberapa contoh wanita yang tidak layak ditiru seorang muslimah? Saya tidak munafik, bahwa kadang saya senang juga hunting Adult Content. Cuma ini lain soal. Tak ubahnya seperti kita harus menjaga topik perbincangan saat berada di Masjid. Saya menahan dongkol melihat iklan seperti itu bergandengan letaknya dengan sabda Rasulullah saw yang mulia. Bagi rekan2 yang pengen pasang iklan di web atau blog, saya sangat mendukung. Tapi pilihlah yang sesuai. Apalagi situs yang fokus pada masalah agama. Bagaimanapun masalah keyakinan merupakan hal yang sensitif. Update : Menyimak komentar aLe pada postingan ini, saya baru sadar telah ke

JENGKOL

"Suka Jengkol?" tanya almarhumah istri saya saat itu. "Nggak. Tapi kalo kamu suka silahkan aja masak. Gak masalah selagi tidak menyisakan bau mulut atau polusi udara di kamar mandi" Dia tersenyum. Dan tidak pernah memasak biji Pithecollobium labatum tersebut selama kami berumah tangga. Mungkin Nyonya-nyonya penggemar jengkol akan protes kalo saya posting ini. Tak ubahnya seperti memperingatkan bahaya tembakau pada tuan-tuan penggemar rokok (alhamdulillah, saya pun tidak termasuk kelompok ini). Dan kalo saya memperingatkan perihal bakti istri pada suami, tentu Nyonya-nyonya ini akan membalas dengan tuntutan kasih sayang suami yang termasuk di dalamnya tidak melarang mengkonsumsi makanan kegemaran mereka. Sampai di titik ini saya menjadi bingung sendiri. Mungkin hanya kebetulan saya bukan perokok yang kemudian beristrikan wanita yang hanya menyenangi jengkol, tapi bukan penggemar berat. Lagi pula tidak semua kaum hawa senang makan jering (sebutan lain jengkol) dan ba

PUISI

apakah yang kau pikirkan saat kita bersama yang lain menatap purnama di sela-sela mega ----- aku tak dapat mewakilkan perasaanku pada bintang, angin atau perlambang yang lain ----- ah... mengapa awan tak juga beranjak ----- Saya tak bisa mengingat puisi tersebut secara utuh. Dan saya pun tak menemukan surat yang berisikan puisi tersebut di antara tumpukan surat2 milik almarhumah istri saya. Tapi saya tetap mengingat puisi tersebut, yang entah bagaimana bisa begitu menghanyutkan perasaan almarhumah saat itu hingga sudi menerima saya. Dan setelah kepergiannya kemudian saya sesali. Mengapa kamu jatuh cinta, Sayang? Benarkah engkau bahagia sebagaimana pengakuanmu tiap kali kutanya? Dengan segala beban hidup kita dalam kemiskinan? Terutama dirimu yang mengandung buah hati kita, yang pada akhirnya tak juga dapat terselamatkan. Ah, kau Puisi... Benarkah engkau yang berbisa?

TERLALU BERLEBIHAN

Suatu hari di rumah makan "Ayo dong Fan, sesekali dicoba" Karena sebel berulangkali ditawari minum es dan teman2 gak juga bosan mendengar alasan bahwa hidung saya akan segera mampet bila mencobanya, maka dengan agak kasar saya menjawab: "Minuman ini halal bagi kalian, tapi tidak untuk saya!!" Teman2 saya tertegun sejenak, sampai ada yang yang bergumam: "Ah, kamu terlalu berlebihan!" Karena merasa benar, beberapa hari kemudian saya menyempatkan dialog dengan rekan kerja yang juga seorang ustadz. "Buya, apa pendapat Buya tentang ayat: Makanlah yang halal lagi baik?" "Fi'il amr. Kenapa?" "Artinya kalo kita langgar berdosa?" "Iya" "Sekarang begini, saya gak bisa makan ikan sarden kaleng karena kalo saya makan saat siang, malamnya saya gak akan bisa tidur karena diganggu asam urat. Saya juga gak bisa minum es karena hidung saya akan segera mampet karenanya. Setelah saya tahu bahwa keduanya sangat tidak baik bagi