JENGKOL

"Suka Jengkol?" tanya almarhumah istri saya saat itu.
"Nggak. Tapi kalo kamu suka silahkan aja masak. Gak masalah selagi tidak menyisakan bau mulut atau polusi udara di kamar mandi"
Dia tersenyum. Dan tidak pernah memasak biji Pithecollobium labatum tersebut selama kami berumah tangga.

Mungkin Nyonya-nyonya penggemar jengkol akan protes kalo saya posting ini.
Tak ubahnya seperti memperingatkan bahaya tembakau pada tuan-tuan penggemar rokok (alhamdulillah, saya pun tidak termasuk kelompok ini).

Dan kalo saya memperingatkan perihal bakti istri pada suami, tentu Nyonya-nyonya ini akan membalas dengan tuntutan kasih sayang suami yang termasuk di dalamnya tidak melarang mengkonsumsi makanan kegemaran mereka.

Sampai di titik ini saya menjadi bingung sendiri.
Mungkin hanya kebetulan saya bukan perokok yang kemudian beristrikan wanita yang hanya menyenangi jengkol, tapi bukan penggemar berat.

Lagi pula tidak semua kaum hawa senang makan jering (sebutan lain jengkol) dan banyak pula kaum bapak yang menyenanginya.
Sebagaimana tidak semua pria merupakan perokok, dan faktanya banyak pula wanita yang senang mengepul-ngepulkan asap lewat mulut dan hidungnya.

Nah, lo. Tau begitu kenapa bikin postingan ini?
Mungkin karena sedikit kesal. Alinea pertama postingan ini gak akan pernah berulang.

Comments

STAR said…
hiks.. sedih.. alinea pertama yang tidak pernah terulang. hiks..
Syam AG said…
Kalau Allah mengizinkan...alinea pertama mungkin akan berulang, dengan topik pembicaraan yang lain tentunya.

Mungkinkah???
Monica Ria said…
Serasa jadi bisa ngerasa kesedihanmu, hikss .. hikss, sedih jika tulang rusuk yang sudah ada mendadak harus hilang lagi, tapi lambat laun akan tumbuh tulang rusuk baru, tanpa harus melupakan kenangan bersama tulang rusukmu yang hilang. Keep smiling.
Anonymous said…
Jengkol? mantap tu, bagi saye yang "pemakan segala" (yang halal) jengkol adalah salah satu makanan favorit... lapo pulak jadi nyo....hehehehe
(dalam rangka kunjungan balik)
wassalam
Ocha said…
Sabar ya Om... hiks,hiks,hiks... dah 4thn berlalu,semoga cepat bertemu pasangan hidupmu yg baru seperti yg km harapkan tentunya.
Anonymous said…
apalah arti sebuah jengkol.. toh cinta pasti akan selalu hidup entah ada atau tiada jengkol..
Anonymous said…
mampir om
Anonymous said…
"Suka Pete?" hampir mirip...sama2 baunya....heheheh
Nien said…
ga ada shoutbox nih mas? aku suka (bumbunya) semur jengkol kok. dalam rangka kunjungan balik juga. :)
David Hotary P said…
jenkol saya ngga terlalu suka, kcuali kalau dibuat balado kaya di restoran padang sederhana. Kalau pete, mantabh itu mas .. :)

tx dah mampir ya...
Anonymous said…
Aku ikut sedih juga nih, yang jelas semua yang berjiwa pasti akan mengalami maut... Maka, orang yang pandai adalah orang yang mengerti dan mempersiapkan datangnya maut itu...
Anonymous said…
gak doyan jengkolllllllll
Arqi's mom said…
halo om..mas irfan...lam kenal; aku sekali-kali makan tuh si "kancing levis"...sedih dan merinding baca tulisannya...but tetap semangat yah
Cempluk Story said…
semoga diberi ketabahan dalam menapaki hidup kedepan akan kenangan dengan almarhumah...
Anonymous said…
Ga bisa komentar banyak., Pokoke baguuuuuuuusssss....deh!
Irfan said…
This comment has been removed by the author.
Irfan said…
@Mbak Andini, @ag. syam & @monica ria: Thank's ya, atas simpatinya.
@budak bengkalis: memang selain durian di Bengkalis banyak jengkol jugo? Alamak!! He he he...
@Ocha, Thank's do'anya. Tapi salah persepsi. Saya nikah lagi tahun lalu. Justru itulah maka saya tahu bahwa alinea pertama gak akan pernah berulang.
@zoel: bener banget.
@detra: thank's udah mampir.
@cassava: iya. Sama2 bau.
@Nanien: skrg udah ada shoutbox.
@david: wah, saya belum pernah nyoba tuh, jengkol balado.
@Mbak Bintang, gak doyan atau karena di Ruwais Emirat Arab susah nyarinya? He he he..
@arqi mother & father & @cempluk, thank's. Semangat!!!
@Astaqauliyah: Thank's pujiannya. Thank's juga widget recent commentnya.
gadisbintang said…
mass..
berhenti membanding2kan, ah..
gak boleh tuh! ^.^ gimana pun cerita dan keadaannya, kalau mas udah mutusin untuk hidup bareng, harus (mau nggak mau) harus diterima dengan ikhlas. ^.^ hihihi.. sotooyyy!!
atoo.. nikah lagi aja, mas.. hahahaha.. ampuuunnnnn!!!
*buruburukabur*
Irfan said…
Iya sih. Gak boleh membanding-bandingkan. Saya cuma berdo'a agar diberi kekuatan seumpama Zaid bin Haritsah dalam menghadapi ketegaran Zainab binti Jahsy. Aamiin... Allohumma aamiin...

Popular posts from this blog

RAMALAN INFOTAINMENT

HATI-HATI PASANG IKLAN