Pengalaman Ke Hongkong dan Shenzhen (Bagian 2 - tamat)
Mungkin sambungan cerita Pengalaman Ke Hongkong dan Shenzhen udah basi karena sudah sangat usang, bahkan sempat pula diselingi postingan lain. Tapi rasanya seperti hutang yang belum terbayar, sehingga mau tidak mau harus saya posting juga.
Agar tidak terlalu basi, berikut ini saya hanya akan menceritakan sejumlah tips dari pengalaman saya saat pesiar ke negeri Jackie Chan tersebut.
Oke, ini dia tips kalo jalan2 ke Hongkong dan Shenzhen:
1. Bijak membawa uang
Kalo Anda punya kartu ATM sebaiknya tidak perlu menukar uang terlalu banyak di Money Changer Indonesia. Mengapa?
Mesin ATM banyak kok, di luar negeri. Anda bisa memanfaatkannya.
Kena charge? Tentu! Tapi yakinlah pasti lebih murah.
Pengalaman saya make kartu ATM Mandiri kena charge Rp.75.000,- untuk satu kali penarikan dengan harga Rp.1.100,- per Dolar Hongkong.
Padahal di Pekanbaru harga 1 Dolar Hongkong Rp.1.250,-
Dan saya dengar dari teman di Jakarta saat itu 1 Dolar Hongkong dihargai Rp.1.200,-
Artinya terdapat selisih harga minimal Rp.100,- per dolar hongkong.
Bila Anda menukar 3000 Dolar maka akan terdapat selisih Rp.300.000,-
Rp.300.000,- dikurang Rp.75.000,- bersisa Rp.225.000,-
Lumayan kan? Bahkan memperkecil resiko kehilangan.
Saat di Hongkong dan Shenzhen saya menghabiskan 5.500 Dolar Hongkong.
Oh, ya. Dolar Hongkong bisa dipakai juga di Shenzhen. Tapi terdapat selisih nilai. Ini tergantung anda apakah tetap memakai Dolar Hongkong saat di Shenzhen atau mengambil Yuan lewat ATM tapi kembali kena charge.
Jangan pula menukar rupiah di money changer luar negeri. Harganya mencekik leher. Saat saya mencobanya, ternyata 1 Dolar Hongkong seharga Rp.1.600,-
Benar2 deh.
Anda boleh memakai jasa money changer di sana bila tujuannya untuk menukar Dolar Amerika menjadi Dolar Hongkong.
Informasi tambahan, ada toko-toko tertentu yang bersedia bertransaksi dengan Dolar Amerika.
2. Bijak berbelanja
Kesalahan saya saat itu adalah terlalu tergesa-gesa berbelanja.
Bila kita ikut paket wisata melalui biro perjalanan, maka ada rute wajib yang harus mereka kunjungi. Tahan keinginan belanja anda di titik-titik awal. Sebab harganya masih terlalu mahal. Anda akan menyesal bila terlalu awal belanja, karena akhir rute adalah pusat belanja murah.
Ini mengulangi pengalaman saya saat di Bali dimana akhir kunjungan adalah ke Pasar Sukawati, padahal saya keburu banyak belanja di tempat lain dengan selisih harga cukup besar.
Hati-hati belanja di Shenzhen
Saya kurang memperhatikan pesan dari tour guide kami yang menyarankan untuk berhati-hati bila belanja di Shenzhen. Akibatnya saya kehilangan 300 Dolar Hongkong demi untuk membeli memori card XD 2 GB(untuk kamera Olympus) dan Flash Disk 32 GB. Kedua barang tersebut palsu. Yang bikin heran saat dites kelihatan berfungsi.
Contohnya XD card. Saya masukkan ke kamera terbaca 2 GB. Setelah 7 kali jepret foto, langsung full. Begitu diformat baru keliatan belangnya. Ternyata cuma 64 MB. Busyet dah. Mungkin mereka membenamkan semacam aplikasi ke dalam XD card tersebut untuk mengecoh kamera Olympus. Begitu diformat, aplikasinya ikut raib dan keliatan aslinya.
Demikian pula flash disk yang terbaca di notebook 32 GB. Tapi setelah dicabut dan dicoba ke notebook lain semua data yang saya simpan di flash disk tersebut raib.
Flash disk tersebut juga mengecoh notebook saya. Sialan...!!!!!
Kalo anda sangat menginginkan oleh-oleh dari Shenzhen, pilihlah produk tas.
Ini sangat direkomendasikan. Mutu tas produksi Shenzhen sangat baik. Harganya pun sangat murah jika anda ngotot menawar.
Jangan takut menawar di Shenzhen. Di sini mirip Glodok atau Mangga Dua. Mungkin mereka memasang tampang sangar atau malah marah-marah saat anda mulai menawar 20% dari harga yang mereka tawarkan. Biasa, itu cuma akting. Mereka mencoba mengambil kesempatan dari Orang Indonesia yang terkenal suka belanja dan jarang menawar. Umumnya mereka ngasih harga juga sangat jauh. Ujung-ujungnya harganya berada di kisaran 30% sampai 40%.
Boleh jadi Anda akan terkejut bila berada di dekat turis negara lain, yang meskipun sudah dikasi harga murah namun masih menawar gila-gilaan.
3. Bijak memakai fasilitas TV Kabel
Tayangan mesum begitu mudah di dapat di kamar hotel anda. Tapi ini berbayar. Anda boleh melihat cuplikannya secara gratis. Tapi begitu anda tekan oke, maka tagihannya akan muncul di bill hotel. Alhamdulillah, saya sangat memahami hal ini sehingga tidak tergiur untuk menekan oke. Saya dan teman sekamar hanya menikmati seluruh cuplikan yang lumayan panjang secara gratis.
Berbeda dengan sebagian kecil rombongan yang lain, yang di pagi hari membuat kehebohan saat mereka menolak membayar tambahan biaya karena telah menonton film-film tersebut secara full.
4. Bawalah kompas
Bukan surat kabar kompas loh, melainkan kompas penunjuk arah.
Anda pernah melihat jamaah sholat yang saling berhadapan?
Ini kami alami di Hongkong saat kami berbeda pendapat mengenai arah kiblat. Kami bertanya ke orang-orang sekitar, namun jawaban mereka berbeda-beda mengenai mana Barat dan mana Timur. Ada 3 versi.
Dan terjadilah saling berhadapan tersebut, yaitu saat satu jamaah memasuki rakaat ke 2, serombongan yang lain ternyata mendapatkan kompas dan sholat ke arah berlawanan di depan jamaah yang lebih dahulu sholat. Yup, kedua jamaah saling berhadapan.
5. Bijak mengendalikan syahwat
Di shenzhen sangat mudah mendapatkan layanan mesum. Begitu saya dan beberapa teman keluar hotel dengan niat jalan-jalan, sejumlah mucikari menghampiri kami membawa foto para wanita penjaja kenikmatan. Wow.....
Beruntung tour guide berada tak jauh dari kami dan mengingatkan bahwa di Shenzhen memang sangat mudah untuk 'gituan'.
"Jangan pake mereka Pak. Itu kelas murahan yang rawan penyakit. Kalo Bapak-bapak memang mau, pake kenalan saya aja. Dijamin bersih", demikian promosi tour guide. Tapi kami tidak menanggapi. "Ah, masih bisa tahan kok", kilah teman saya.
6. Jangan mau sembarangan difoto
Tukang foto sangat banyak berkeliaran. Biasanya selalu ada satu orang tukang foto yang akan ikut ke dalam bus yang kita tumpangi. Usahakan selalu menghindari tukang foto ginian. Bahkan jangan pula mau saat ia mencoba ramah dengan menawarkan diri mengambil foto dengan kamera anda. Sebab ia berusaha mencuri kesempatan untuk memotret anda dengan kamera miliknya.
Bila Anda terlanjur difoto, nantinya Anda akan sangat sulit menolak saat ia menawarkan piring dengan gambar wajah Anda telah tercetak di bagian dasarnya. Piring dengan foto wajah Anda ini ditawarkan seharga 250 dolar. Juga ada foto berbingkai kertas seharga 100 dolar.
Mau dibeli, sangat mahal. Tak dibeli, rasanya' tak enak hati'. Tapi jika anda terlanjur menghadapi kondisi demikian, usahakan bisa negosiasi di belakang bus. Tawarkan harga yang pantas. Misalnya 70 dolar untuk kedua produk tersebut (piring dengan foto dan foto berbingkai kertas). Dengan demikian anda tidak perlu merasa 'tak enak hati' dan kedua barang tersebut bisa dibawa pulang untuk menghiasi ruang tamu rumah anda.
Oke, itu 5 tips dari saya, semoga berguna buat Anda.
Perlu saya ingatkan, bahwa kondisi di atas kondisi di akhir tahun 2007.
Siapa tau, sekarang kondisinya jauh berbeda sehingga semua tips saya juga basi.
Agar tidak terlalu basi, berikut ini saya hanya akan menceritakan sejumlah tips dari pengalaman saya saat pesiar ke negeri Jackie Chan tersebut.
Oke, ini dia tips kalo jalan2 ke Hongkong dan Shenzhen:
1. Bijak membawa uang
Mesin ATM banyak kok, di luar negeri. Anda bisa memanfaatkannya.
Kena charge? Tentu! Tapi yakinlah pasti lebih murah.
Pengalaman saya make kartu ATM Mandiri kena charge Rp.75.000,- untuk satu kali penarikan dengan harga Rp.1.100,- per Dolar Hongkong.
Padahal di Pekanbaru harga 1 Dolar Hongkong Rp.1.250,-
Dan saya dengar dari teman di Jakarta saat itu 1 Dolar Hongkong dihargai Rp.1.200,-
Artinya terdapat selisih harga minimal Rp.100,- per dolar hongkong.
Bila Anda menukar 3000 Dolar maka akan terdapat selisih Rp.300.000,-
Rp.300.000,- dikurang Rp.75.000,- bersisa Rp.225.000,-
Lumayan kan? Bahkan memperkecil resiko kehilangan.
Saat di Hongkong dan Shenzhen saya menghabiskan 5.500 Dolar Hongkong.
Oh, ya. Dolar Hongkong bisa dipakai juga di Shenzhen. Tapi terdapat selisih nilai. Ini tergantung anda apakah tetap memakai Dolar Hongkong saat di Shenzhen atau mengambil Yuan lewat ATM tapi kembali kena charge.
Jangan pula menukar rupiah di money changer luar negeri. Harganya mencekik leher. Saat saya mencobanya, ternyata 1 Dolar Hongkong seharga Rp.1.600,-
Benar2 deh.
Anda boleh memakai jasa money changer di sana bila tujuannya untuk menukar Dolar Amerika menjadi Dolar Hongkong.
Informasi tambahan, ada toko-toko tertentu yang bersedia bertransaksi dengan Dolar Amerika.
2. Bijak berbelanja
Bila kita ikut paket wisata melalui biro perjalanan, maka ada rute wajib yang harus mereka kunjungi. Tahan keinginan belanja anda di titik-titik awal. Sebab harganya masih terlalu mahal. Anda akan menyesal bila terlalu awal belanja, karena akhir rute adalah pusat belanja murah.
Ini mengulangi pengalaman saya saat di Bali dimana akhir kunjungan adalah ke Pasar Sukawati, padahal saya keburu banyak belanja di tempat lain dengan selisih harga cukup besar.
Hati-hati belanja di Shenzhen
Saya kurang memperhatikan pesan dari tour guide kami yang menyarankan untuk berhati-hati bila belanja di Shenzhen. Akibatnya saya kehilangan 300 Dolar Hongkong demi untuk membeli memori card XD 2 GB(untuk kamera Olympus) dan Flash Disk 32 GB. Kedua barang tersebut palsu. Yang bikin heran saat dites kelihatan berfungsi.
Contohnya XD card. Saya masukkan ke kamera terbaca 2 GB. Setelah 7 kali jepret foto, langsung full. Begitu diformat baru keliatan belangnya. Ternyata cuma 64 MB. Busyet dah. Mungkin mereka membenamkan semacam aplikasi ke dalam XD card tersebut untuk mengecoh kamera Olympus. Begitu diformat, aplikasinya ikut raib dan keliatan aslinya.
Demikian pula flash disk yang terbaca di notebook 32 GB. Tapi setelah dicabut dan dicoba ke notebook lain semua data yang saya simpan di flash disk tersebut raib.
Flash disk tersebut juga mengecoh notebook saya. Sialan...!!!!!
Kalo anda sangat menginginkan oleh-oleh dari Shenzhen, pilihlah produk tas.
Ini sangat direkomendasikan. Mutu tas produksi Shenzhen sangat baik. Harganya pun sangat murah jika anda ngotot menawar.
Jangan takut menawar di Shenzhen. Di sini mirip Glodok atau Mangga Dua. Mungkin mereka memasang tampang sangar atau malah marah-marah saat anda mulai menawar 20% dari harga yang mereka tawarkan. Biasa, itu cuma akting. Mereka mencoba mengambil kesempatan dari Orang Indonesia yang terkenal suka belanja dan jarang menawar. Umumnya mereka ngasih harga juga sangat jauh. Ujung-ujungnya harganya berada di kisaran 30% sampai 40%.
Boleh jadi Anda akan terkejut bila berada di dekat turis negara lain, yang meskipun sudah dikasi harga murah namun masih menawar gila-gilaan.
3. Bijak memakai fasilitas TV Kabel
Berbeda dengan sebagian kecil rombongan yang lain, yang di pagi hari membuat kehebohan saat mereka menolak membayar tambahan biaya karena telah menonton film-film tersebut secara full.
4. Bawalah kompas
Anda pernah melihat jamaah sholat yang saling berhadapan?
Ini kami alami di Hongkong saat kami berbeda pendapat mengenai arah kiblat. Kami bertanya ke orang-orang sekitar, namun jawaban mereka berbeda-beda mengenai mana Barat dan mana Timur. Ada 3 versi.
Dan terjadilah saling berhadapan tersebut, yaitu saat satu jamaah memasuki rakaat ke 2, serombongan yang lain ternyata mendapatkan kompas dan sholat ke arah berlawanan di depan jamaah yang lebih dahulu sholat. Yup, kedua jamaah saling berhadapan.
5. Bijak mengendalikan syahwat
Beruntung tour guide berada tak jauh dari kami dan mengingatkan bahwa di Shenzhen memang sangat mudah untuk 'gituan'.
"Jangan pake mereka Pak. Itu kelas murahan yang rawan penyakit. Kalo Bapak-bapak memang mau, pake kenalan saya aja. Dijamin bersih", demikian promosi tour guide. Tapi kami tidak menanggapi. "Ah, masih bisa tahan kok", kilah teman saya.
6. Jangan mau sembarangan difoto
Bila Anda terlanjur difoto, nantinya Anda akan sangat sulit menolak saat ia menawarkan piring dengan gambar wajah Anda telah tercetak di bagian dasarnya. Piring dengan foto wajah Anda ini ditawarkan seharga 250 dolar. Juga ada foto berbingkai kertas seharga 100 dolar.
Mau dibeli, sangat mahal. Tak dibeli, rasanya' tak enak hati'. Tapi jika anda terlanjur menghadapi kondisi demikian, usahakan bisa negosiasi di belakang bus. Tawarkan harga yang pantas. Misalnya 70 dolar untuk kedua produk tersebut (piring dengan foto dan foto berbingkai kertas). Dengan demikian anda tidak perlu merasa 'tak enak hati' dan kedua barang tersebut bisa dibawa pulang untuk menghiasi ruang tamu rumah anda.
Oke, itu 5 tips dari saya, semoga berguna buat Anda.
Perlu saya ingatkan, bahwa kondisi di atas kondisi di akhir tahun 2007.
Siapa tau, sekarang kondisinya jauh berbeda sehingga semua tips saya juga basi.
Comments
Makasih